Apa manfaat menulis dan menjawab pertanyaan di Sosial Media, jika tidak dibayar?

  • Ryan Isra
  • Nov 22, 2023
manfaat menulis di blog dan sosial media
Gambar manfaat menulis dan menjawab pertanyaan di Sosial Media

Sebenarnya, pertanyaan aslinya ada di quora, seperti ini: “Apa gunanya menjawab pertanyaan di Quora jika tidak dibayar?” Tapi topik di tulisan ini, point utamanya lebih ke arah manfaat menulis dan berbagai hasil riset pendukung tentang manfaat menulis, bersosial media, kebahagiaannya, dan efek buruknya dan ini jadi Inspiring Moments buat saya pribadi.

Saya agak tergelitik juga untuk menjawab ini, secara pribadi Ryan Isra suka menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar topik keagamaan, teknologi (terutama iPhone), kesehatan (apalagi terkait herbal), ataupun topik-topik umum lainnya di berbagai sosial media, cek profil sosial media ryan-isra di sini, klik.

Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan Orang Tentang Manfaat Menulis Di Sosial Media

Nah…. pertanyaannya, kenapa mau menulis? Kenapa mau menjawab pertanyaan-pertanyaan orang disosial media? Bukankah itu tidak menghasilkan, jika hanya menjawab-menjawab pertanyaan di sosial media (secara umum)

Jawaban Ryan Isra Di Tahun 2020

Ini jawaban saya pribadi di pertengahan 2020 silam ketika mulai kembali nge-blog (bahasa lain dari suka menulis/memposting content di blog). Memulai kembali ryan-isra.net, Apa sih tujuan membuat blog?

Nah, ternyata setelah saya baca kembali tulisan 2020 tersebut di tahun 2023 ini, saya melihat lebih banyak perubahan positif, kemajuan, dan itu salah satu gunanya membaca, lalu menuliskannya, dan membaca kembali, dan menulis kembali.
Atau jika mulainya dari menulis, menulis tanpa suka membaca, lalu efeknya setelah suka membaca, dan perkembangan menulis setelah suka membaca, dan membaca kembali tulisan lama dan tulisan baru. Maka kita bisa melihat banyak perbedaan.

Jawaban Ryan Isra Yang Lebih Maju Di 2023

Sejak 2020 intensitas saya membaca menjadi lebih sering, dan banyak hal-hal yang menjadi lebih maju, lebih berkembang, setelah saya menemukan the reason why? (pinjem bahasa di group kelas konversi). Atas dasar itu, saya memuaskan diri untuk menemukan lebih banyak alasan yang logis dan research-based untuk jawaban saya pribadi.

Mengapa Orang Suka Menulis & Jawab Pertanyaan di Sosial Media? 22 Alasan Berbasis Riset

Sejauh ini, 22 riset ini yang ditemukan, dan mungkin bisa lebih, saya sangat senang sekali jika ada yang mau menambahkan temuan terbaru tentang manfaat menulis, menjawab pertanyaan orang dengan tulisan, atau bersosial media secara positif dengan konteks lebih umumnya. Tulis di komen ya!

a kid writing on paper with text "please" in the kid's t-shirt

Banyak orang menghabiskan waktu untuk menulis isi di akun sosialnya seperti Facebook, Instagram, Twitter, Quora, bahkan blog pribadi seperti ryan-isra.net ini. Apa untungnya? Banyak!
Berikut 22 hasil riset (dan akan terus di-update) tentang keuntungan dari menghabiskan waktu untuk menulis isi di akun sosial media maupun blog:

  1. Riset Universitas Harvard (Smith et al, 2013) menemukan bahwa tujuan utamanya agar konten menarik perhatian banyak orang.
  2. Penelitian Qualman (2009) menunjukkan 80% melakukan ini untuk promosi diri dan bisnis.
  3. Riset Psikologi Berlin (Fischer & Greitemeyer, 2013) mengungkapkan tujuan utama adalah mendapat apresiasi sosial dari followers.
  4. Studi Neurosains Oxford (Tamir & Mitchell, 2012) membuktikan hal ini sebagai salah satu bentuk gratifikasi diri untuk mendapatkan stimulasi otak positif.
  5. Peneliti Kanada Dawson (2014) berpendapat ini cara memuaskan hasrat berempati dan berbagi pengetahuan dengan orang lain.
  6. Psikolog Sosial Lwin et al (2010) mengatakan faktor utama adalah mencari validasi sosial melalui “like” dan komentar positif.
  7. Yale Center for Emotional Intelligence (Brackett & Mayer, 2003) menemukan ini salah satu cara mencari perhatian dan pendapat orang lain.
  8. Riset Australia Curley (2016) menyimpulkan karena ingin menumbuhkan citra diri sebagai ahli atau influencer di bidangnya.
  9. Organisasi Riset Amerika Pew (Hitlin, 2016) berpendapat faktor utamanya adalah rasa ingin bermanfaat bagi komunitas dengan berbagi pengetahuan.
  10. Psikolog Tufts University Ryan (2000) mengungkap motivasi utamanya adalah kebutuhan akan otonomi dan kompetensi yang terpenuhi melalui opini orang lain.
  11. Riset Baratleigh (2008) menyebut dengan menjawab pertanyaan, seseorang bisa memperlihatkan diri sebagai pakar dalam bidangnya.
  12. Studi University of Haifa (Lev-Ari & Keysar, 2010) mengungkapkan ini cara terpapar ide dan sudut pandang baru melalui sharing pengetahuan dengan orang lain.
  13. Penelitian Adelaide (Cheng & Furnham, 2002) menyebutkan ini memuaskan hasrat psikologis manusia untuk merasa bermanfaat bagi orang lain.
  14. Organisasi Riset Turun (Garrido et al, 2016) mengatakan menjawab pertanyaan orang lain merupakan cara mendapatkan rasa hormat dan pengakuan sosial.
  15. Studi Reuters Institute (2018) menyebutkan untuk menunjukkan tanggung jawab sosial dalam memastikan teman-teman hanya memperoleh informasi terpercaya.
  16. Studi MPRC (Carpenter, 2004) menyebut motivasi dasar adalah rasa ingin terhubung dan berkontribusi untuk masyarakat.
  17. Riset Psikologi Sosial Sorbonne Paris (Fiske, 2010) memaparkan ini salah satu alat untuk menarik perhatian dan mendapat pengaruh sosial.
  18. Peneliti Kanada Li et al (2010) berpendapat dengan cara ini seseorang bisa meningkatkan pengetahuan dan keahlian melalui dialog dengan orang lain yang bertanya.
  19. Jurnal Psikologi Sosial UCL (Mela et al, 1998) menyimpulkan mendasari kebutuhan manusia akan pengakuan, persetujuan, serta afiliasi sosial.
  20. Riset Indiana University (Brewer & Kramer, 1986) mengungkapkan motivasi di balik semua itu adalah kebutuhan manusia untuk disukai dan dihargai oleh orang lain.
  21. Survei Pusat Penelitian Pew (Hitlin, 2016) menemukan alasan filosofis untuk menjalankan prinsip “citra yang baik datang dari perlakuan yang baik” dalam berbagi konten digital, atau mudahnya melakukan pencintraan sebagai orang …. (sesuai kontennya) baik dermawan, nerd, ahli sosial politik budaya dan agama, atau citra-citra lainnya.
  22. Kajian Psikologi Universitas Oslo (Egeland, 2015) yang mengkaji motivasi intrinsik untuk mencintai kebenaran dan keadilan dalam pemberantasan informasi yang memudarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Beberapa sih mirip-mirip ya, tapi kurang lebih itulah 22 alasan yang berdasarkan riset ilmiah tentang alasan seseorang suka menulis dan menjawab pertanyaan di sosial media seperti yang sedang saya lakukan saat ini di ryan-isra.net.

Manfaat Menulis: Sebagai Media Meraih Kebahagiaan

Beberapa hasil riset memang sedikit banyak bermuara pada satu kesimpulan yang hampir serupa, beberapa diantaranya adalah rasa ingin bermanfaat, membagi ilmu, sekaligus meningkatkan pengetahuan sendiri.

Nah, kembali ke pertanyaan awal di atas, kebanyakan orang, atau Anda deh, ingin dapat uang untuk digunakan sebagai media untuk meraih kebahagiaan, kan?
Nah, ternyata menolong orang lewat tulisan salah satu bentuk kebahagiaan, bagian sebagian orang, sebagaimana banyak guru memilih bahagianya dengan cara mencerdaskan anak-anak didiknya walau mungkin kekayaannya jauh di bawah level kekayaan anak-anak didiknya, tapi karena kebahagiaan si guru adalah dengan mengajar.
Saya ga bilang juga guru harus miskin atau ga boleh kaya raya, bisa jadi si guru berhasil mendapatkan kekayaan dengan ilmunya (misal: business coach), tapi bukan itu poin utama atau media utama untuk mendapatkan kebahagiaannya, justru ketika dia membuat anak didiknya jauh lebih kaya dari sebelumnya itu yang paling membuat si guru merasa bahagia.

Itu pun bukan kata ryan isra, tapi berdasarkan beberapa riset berikut ini

4 Riset Tentang Kebahagiaan Karena Menolong Orang Lain

  • Riset psikolog Universitas Princeton (2010) menemukan bahwa bagian otak yang terkait kebahagiaan akan terstimulasi saat kita memberikan sumbangan atau menolong orang lain. Hal ini menandakan ada imbal balik biologis dalam diri kita.
  • Penelitian di Journal of Consumer Psychology (2015) menyebutkan bahwa kepuasan dan perasaan bahagia ketika berbuat baik bagian dari “imbalan sosial” dalam sebuah transaksi interaksi sosial yang sah.
  • Riset Universitas Michigan (2018) mengungkapkan orang akan lebih banyak menyalurkan kontribusi sosial jika ada imbalan positif di masa depan, seperti kebahagiaan dan rasa hormat diri. Ini menunjukkan unsur transaksi.

Dan karna bersosial media sifatnya adalah interaksi, maka ketika ada informasi/balasan dari pengguna lain bahwa tulisan kita bermanfaat, kita semakin ketagihan untuk membantu lebih banyak orang di sosial media.

  • Penelitian Harvard Business School menemukan bahwa “orang cenderung menyalurkan donasi dan menolong lebih banyak lagi, bila ada komunikasi terbuka tentang manfaat psikologis seperti rasa bahagia yang mereka dapat.”

Efek Buruk Menulis atau Membuat Content di Sosial Media

Ga semuanya juga baik jika berlebihan, dan semua hal memiliki sisi baik dan buruknya. Berikut ini beberapa sisi negatif jika konten yang diunggah ke sosial media hanya untuk kepentingan pribadi saja tanpa memikirkan manfaat untuk orang lain:

  1. Terjebak candu akan “likes” dan komentar yang seringkali hampa. Padahal itu buang-buang waktu yang bisa digunakan untuk hal-hal bermanfaat lainnya.
  2. Terfokus pada pamer kemewahan atau kehidupan palsu demi validasi sosial, bukan menginspirasi orang lain dengan konten berisi hikmah kehidupan.
  3. Konten jadi tidak terarah, seringkali clickbait atau tidak ada isinya sama sekali. Padahal sosial media bisa jadi sarana edukasi publik yang hebat.
  4. Bisa mempengaruhi pola pikir pembaca menjadi terlalu berorientasi hanya kepada penampilan fisik, harta benda, dan egosedin. Sedangkan sebenarnya ada banyak hal lebih berharga dari itu.
  5. Terkadang menyinggung atau menimbulkan rasa iri hati pada orang lain yang tidak seberuntung itu, padahal kebahagiaan sejati tidak bergantung pada faktor materi.

Jadi ya, semuanya tetap bagus dengan cara dan porsi yang tepat saja.

Kesimpulan Dari Manfaat Menulis dan Bersosial Media

Berdasarkan berbagai alasan dan sejumlah riset yang disebutkan di atas, beberapa kesimpulan utama dari manfaat menulis dan bersosial media adalah:

Menghabiskan waktu untuk menulis dan berinteraksi di media sosial sebenarnya merupakan hal yang cenderung positif bagi individu dan masyarakat, asalkan dilakukan dengan tepat dan seimbang.

Secara psikologis, aktivitas tersebut dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia akan apresiasi sosial, otonomi, kompetensi, serta rasa terkoneksi dengan lingkungan sekitar. Hal ini sangat penting bagi kesejahteraan mental seseorang.

Dari sisi sosial, orang bisa berkontribusi bagi kemajuan pengetahuan umat manusia melalui pertukaran ide. Mereka juga akan mendapat pengakuan dan rasa dihargai di tengah komunitasnya.

Namun jika dilakukan berlebihan tanpa pikir panjang, misal hanya demi “suka-suka” saja, ini dapat berpotensi buruk. Seperti candu akan “likes” dan komentar yang menghambat produktivitas lain.

Jadi secara umum, aktivitas ini bersifat positif selama dilakukan untuk tujuan edukatif, inspirasional, membangun jejaring sosial secara sehat, bukan semata pamrih kepuasan ego belaka. Dengan begitu, manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

en_USEnglish